viewers

Selasa, 16 Januari 2018

SEJARAH CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN (CBP)

Sejarah Singkat CBP



ASSALAMUALAIKUIM wr. wb.
SALAM 3B
selamat datang kembali di blog kami PAC IPNU-IPPNU KRIAN kali ini kami ingin posting tentang keamanan atau garda terdepan IPNU-IPPNU hehehe.....
Lembaga Corp Barisan Pelajar adalah suatu organisasi yang bergerak dalam pengembangan kreatifitas, kemanusiaan, lingkungan hidup, pengabdian masyarakat bangsa dan negara (Bela Negara). Berdiri tahun 1965 dalam kongres IPNU Ke IV di Pekalongan Jawa Tengah.Corp Barisan Pelajar (CPB) merupakan lembaga yang dibentuk di latar belakangi peristiwa persengketaan Indonesia dan malaysia, Peristiwa politik yang berkaitan persengketaan antara RI dan malaysia merebutkan daerah Kalimantan Utara (Serawak).
Kondis riil yang terjadi saat itu dilihat dari konteks politik luar negri terjadi pertentangan antara 
gagasan soekarno yang yang anti imperialisme dengan pihak barat yang berupaya menancapkan kukunya
 di wilayah malaysia, Presiden soekarno menginstruksikan kepada seluruh elemen bangsa membentuk
 suka relawan perang dan siap menggayang malaysia.Intruksi Presiden tersebut secara langsung
 membuat seluruh elemen bangsa bersiap sedia untuk melawan imperialisme yang akan kembali
di tancapkan di wilayah Asia Tenggara. Asnawi Latief, selaku ketua umum PP IPNU yang merupakan
 bagian dari elemen bangsa merasa terpanggil untuk berjuang bersama melawan imperialisme barat,
yang terbentuk dari kalangan pelajar nahdliyin yang kemudian di namakan dengan Suka Relawan pelajar.
Deklarasi dibentuknya sukarelawaan pelajar diadakan di jogjakarta pada, 19 September 1963 yang pada
 saat itu merupakan lokasi dari kantor pusat PP IPNU, dibarengi dengan parade militer TNI yang
 merupakan wujud dari kesiapan RI menggayang malaysia.Semenjak saat itulah kemudian sukarelawan
 pelajar yang dibentuk oleh rekan Asnawi Latief selaku ketua umum PP. IPNU pada saat itu, berjuang
 demi memperjuangkan bangsa dan negara. Sukarelawan pelajar ini yang merupakan embrio bagi
 berdirinya CBP IPNU yang ditetapkan di konferensi besar IPNU di pekalongan pada tanggal,
 25 – 31 oktober 1964 dengan nama Corp Brigade Pembangunan (CBP) yang kemudian dikenal dengan
“Doktrin Pekalongan”.
Secara bahasa Corp berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti kesatuan dalam komando,
Brigade berarti pasukan yang disiapkan untuk bertempur dan Pembangunan memiliki arti membangun
 dalam rangka mengisi kemerdekaan. Sedangkan secara terminologi Corp Brigade Pembangunan berarti
 suatu lembaga yang dibentuk dalam satu komando untuk mengawal pembangunan.Pada moment
tersebut Asnawi Latief selaku ketua umum PP IPNU menunjuk rekan Harun Rosyidi untuk menjadi
 komandan teknis CBP, Pasca ditunjuk sebagai komandan teknis CBP, rekan harun rosyidi mengumpulkan
 kader-kader inti IPNU yang berpotensi untuk selanjutnya dididik dan dilatih kemiliteran serta keamanan
 guna mengantisipasi gerakan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
 baik dari dalam maupun luar. Kondisi ini ditempuh karena stabilitas politik dan keamanan yang tidak
 menentu pada saat itu.
Kemudian, pada taahun 1965 saat terjadi peristiwa G 30 S PKI. CBP sangat berperan aktif dalam upaya memberantas PKI dan antek-anteknya.
Ghirroh patriotisme pelajar tersebut setelah terjadinya perubahan rezim dan perubahan kondisi sosial politik Indonesia semakin surut. CBP menjadi sebuah nama yang seamakin tenggelam, hingga kemudian masa kepemimpinan Hilmi Muhammadiyyah Ketua Umum PP IPNU pada tahun 1999 CBP dideklarasikan kembali di Pondok Pesantren Pancasila Sakti Klaten Jawa Tengah. Pendeklarasian ini merupakan upaya IPNU untuk bisa memberikan kontribusinya secara lebih luas pada era reformasi yang sedang gencar-gencarnya oleh masyarakat seluruh Indonesia. Kemudian rekan Hilmi Muhammadiyyah menunjuk rekan Agus Salim untuk menjadi Komandan Nasional CBP. Pasca ditunjuk sebagai Kornas CBP, rekan Agus Salim sangat gencar melakukan sosialisasi ke daerah-daerah untuk mengaktifkan kembali CBP sampai ketingkat Ranting, Hingga memasuki kongres XIII tahun 2000 di Makasar yang menetapkan rekan Abdullah Azwar Anas sebagai Ketua Umum IPNU, selanjutnya ditunjuklah Rekan Edi syam Risdiyanto.
Pada masa ini CBP bergerak pada empat bidang yakni :
Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam. Rekan Edisyam berhasil merumuskan kembali pola CBP dengan format baru yang terangkum dalam peraturan organisasi, penjabaran peraturan organisasi serta sistem pendidikan dan pelatihan sebagai acuan dan panduan kegiatan di seluruh Indonesia. Rumusan – rumusan tersebut dibukukan pada masa itu yang disahkan pada masa kepemimpinan Al- Amin Nur Wahab Nasution sebagai Pj Ketua Umum IPNU yang menggantikan Rekan Abdullah Azwar Annas.
Perjuangan CBP tidak berhenti disitu saja, pada kongres XIV Surabaya tahun 2003 yang menetapkan Mujtahir Ridlo sebagai Ketua Umum IPNU, melanjutkan progam CBP sebelumnya dibawah komando Rekan Ali Masdar Hasibuan.Pada masa ini lebih difokuskan pada praktek kelapangan terutama bidang SAR dan kepalang merahan, disebabkan seringnya terjadi bencana Alam skala Nasional misalnya terjadi Tsunami di Aceh, Tanah Longsor di banjar negara, Banjir Bandang di Jember, Gempa Jateng Jogja, Gempa dan Tsunami di Pengandaran Jawa Barat. Pada periode ini pula CBP yang bergerak di empat bidang yakni : Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam difokuskan pada 3 bidang yakni : kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan kedisiplinan yang ditetapkan dalam Rakornas CBP pada 6 – 8 Januari 2006, bertempat di Wisma Depag Jakarta Selatan. Program ini berlanjut hingga kongres IPNU XV di asrama Haji Pondok Gede, 9-12 Juli 2006 yang menetapkan Rekan Idy Muzayyad sebagai ketua umum IPNU dan selanjutnya menunjuk rekan Alvin M Hasanil Haq sebagai Komandan Nasional.
Pada masa kami banyak hal yang dilakukan dalam rangka memajukan dan mengembangkan potensi kader-kader CBP diantaranya : Kemah Pelajar Hijau dalam rangka Diklat Peduli Lingkungan , 6 – 8 April 2007 di Ponpes Wali Songo Gomang Singgahan Tuba, Workshop Ke-CBP-an ,17 – 20 Mei 2007 di Ponpes Maslakul Huda Pati. Tidak sampai disitu saja CBP juga ikut serta dalam berbagai event kemanusiaan misalnya pada saat terjadi Banjir Bandang di Jakarta.Hasil workshop di Pati mengamanatkan CBP untuk menyelenggarakan rakornas yang kemudian terselenggara pada, 22 – 25 Agustus 2007 bertempat di Hotel Diamond Samarinda bersamaan dengan penyelenggaraan Rakernas IPNU. Pada Rakornas ini di putuskan beberapa hal yang berkaitan dengan Ke-CBP-an diantaranya adalah sasaran kegiatan CBP yang semula kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Kedisiplinan menjadi Kemanusiaan, Lingkungan Hidup, dan Bela Negara.
Corps Brigade Pembangunan (CBP) merupakan lembaga yang dibentuk pada tahun 1963 dalam hal itu di latar belakangi peristiwa persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia atau istilah populernya dikenal dengan istilah “ Ganyang Malaysia “, peristiwa politik tersebut yang berkaitan dengan persengketaan antara Republik Indonesia dengan Malaysia memperebutkan daerah Kalimantan Utara  (Serawak).
    Kondisi riil yang terjadi pada saat itu untuk conteks_nya yaitu politik luar negeri terjadi pertentangan antara gagasan Presiden Soekarno yang anti Imperalisme dengan pihak barat yang berupaya menancapkan kukunya diwilayah Malaysia. Kemudian Presiden Soekarno mengintruksikan kepada elemen bangsa untuk segera membentuk Sukarelawan Perang dan siap menggayang Malaysia.
    Instruksi Presiden tersebut secara langsung membuat seluruh elemen bangsa bersiap sedia untuk melawan Imperalisme yang akan kembali menancapkan kukunya diwilayah Asia Tenggara, Asnawi Latif pada waktu itu selaku Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulaqma yang merupakan bagian dari elemen bangsa merasa terpanggil untuk berjuang bersama melawan iperalisme dari bangsa barat, yang terbentuk dari kalangan pelajar Nahdhiyyin yang kemudian dinamakan Sukarelawan Pelajar.
    Deklarasi dibentuknya sukarelawan Pelajar diadakan di Djogjakarta yang pada saat itu merupakan lokasi dari kantor pusat PP IPNU, dan di barengi dengan parade militer  Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merupakan wujud dari kesiapan RI untuk Menggayang Malaysia.
    Sejak saat itulah kemudian Sukarelawan Pelajar yang dibentuk oleh Asnawi Latif tersebut berjuang demi memperjuangkan Negara dan Bangsa untuk keutuhan NKRI. Sukarelawan ini yang merupakan Embrio atau cikal bakal bagi berdirinya Corps Brigade Pembangunan (CBP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. Yang kemudian ditetapkan pada Konferensi Besar IPNU di Pekalongan pada tanggal 25 – 31 Oktober 1964 dengan nama Corps Brigade Pembangunan (CBP). Yang kemudian dikenal dengan “doktrin Pekalongan”
Secara etimologi  Corps berasal dari bahasa Inggris yang memilki arti kesatuan dalam komando,  Brigade berarti pasukan yang disiapkan untuk bertempur dan Pembangunan, memiliki arti membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Sedangkan secara terminologi Corps brigade pembangunan berarti suatu lembaga yang dibentuk dalam satu komando untuk mengawal pembangunan.
Pada moment tersebut Asnawi Latief selaku ketua umum PP IPNU menunjuk Rekan Harun Rosyidi untuk menjadi Komandan Teknis CBP. Pasca ditunjuk sebagai komandan tehnis CBP, rekan Harun Rosyidi mengumpulkan kader-kader inti IPNU yang berpotensi untuk selanjutnya dididik dan di latih kemiliteran serta keamanan guna mengantisipasi gerakan yang membahayakan keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) baik dari dalam maupun luar. Kondisi ini ditempuh karena stabilitas politik dan kemanan yang tidak menentu pada saat itu.
Kemudian, pada tahun 1965 saat terjadinya peristiwa G 30 S PKI. CBP sangat berperan aktif dalam upaya memberantas PKI dan antek-anteknya.  Ghirrah Patriotisme Pelajar tersebut setelah terjadinya perubahan rezim dan perubahan kondisi sosial politik Indonesia semakin surut. CBP menjadi sebuah nama yang semakin tenggelam. Hingga kemudian masa kepemimpinan Hilmi Muhammadiyah Ketua Umum PP IPNU pada tahun 1999 CBP dideklarasikan kembali di Pondok Pesantren Pancasila Sakti Klaten Jawa Tengah. Pendeklarasian kembali ini merupakan upaya IPNU untuk bisa memberikan kontribusinya secara lebih luas pada Era reformasi yang sedang gencar-gencarnya diteriakkan oleh masyarakat seluruh Indonesia. Kemudian rekan Hilmi Muhammadiyah menunjuk rekan Agus Salim untuk menjadi Koordinator Nasional (KORNAS) CBP. Pasca ditunjuk sebagai KORNAS CBP, rekan Agus Salim sangat gencar melakukan sosialisasi ke daerah-daerah untuk mengaktifkan kembali CBP sampai ke tingkatan ranting,  Hingga memasuki kongres XIII tahun 2000 di Makasar yang menetapkan rekan Abdullah Azwar Anas sebagai Ketua Umum IPNU, selanjutnya ditunjuklah Rekan Edisyam Risdiyanto menjadi Kornas.
 Pada masa ini CBP bergerak pada empat bidang yakni : Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam. Rekan Edisyam berhasil merumuskan kembali pola CBP dengan format baru yang terangkum dalam peraturan organisasi/lembaga, penjabaran peraturan organisasi/lembaga serta sistem pendidikan dan pelatihan sebagai acuan dan panduan kegiatan CBP diseluruh Indonesia. Rumusan-rumusan tersebut dibukukan pada masa itu yang disahkan pada masa kepemimpina Al Amin Nur Wahab Nasution sebagai Pj Ketua Umum IPNU yang menggantikan Rekan Abdullah Azwar Anas.
Perjuangan CBP tidak berhenti sampai disitu saja, pada Kongres XIV Surabaya tahun 2003 yang menetapkan Rekan Mujtahidur Ridlo sebagai Ketua Umum IPNU, melanjutkan program CBP sebelumnya dibawah komando Rekan Ali Masdar Hasibuan.
Pada masa ini lebih banyak difokuskan pada praktek terjun kelapangan terutama bidang SAR dan kepalang merahan, disebabkan seringnya terjadi bencana skala nasional misalnya terjadinya Tsunami di Aceh, Tanah Longsor di Banjar Negara, Banjir bandang di Jember, Gempa Jateng-Jogja, Gempa dan Tsunami di Pengandaran Jawa Barat. Pada periode ini pula CBP yang bergerak di empat bidang yakni : Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam difokuskan menjadi 3 bidang yakni : Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Kedisiplinan yang ditetapkan dalam Rakornas CBP pada 6 – 8 Januari 2006 bertempat di Wisma Depag Jakarta Selatan. Program ini berlanjut hingga Kongres IPNU  XV di Asrama haji Pondok Gede Jakarta, 9 – 12 Juli 2006 yang menetapkan Rekan Idy Muzayyad sebagai ketua umum IPNU dan selanjutnya menunjuk Rekan Alvin M Hasanil Haq sebagai Komandan Nasional.
Pada masa ini banyak hal yang dilakukan dalam rangka memajukan dan mengembangkan potensi kader-kader CBP diantaranya : Kemah Pelajar Hijau dalam Rangka Diklat Peduli Lingkungan 6 – 8 April 2007 di Ponpes Wali Songo Gomang Singgahan Tuban, Workshop Ke-CBP-an 17 – 20 Mei 2007 di Ponpes Maslakul Huda pati. Tidak sampai disitu saja CBP juga ikut serta dalam berbagai event kemanusiaan misalnya pada saat terjadi Banjir Bandang di Jakarta.
    Hasil Workshop di Pati mengamanatkan CBP untuk menyelenggarakan Rakornas yang kemudian terselenggara pada 22 – 25 Agustus 2007 bertempat di Hotel Diamond Samarinda bersamaan dengan penyelenggaraan Rakernas IPNU. Pada Rakornas ini diputusakan beberapa hal yang bekaitan dengan Ke-CBP-an diantaranya adalah sasaran kegiatan CBP yang semula Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Kedisiplinan menjadi Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Bela Negara, kemudian juga pada Rakornas pada saat itu terjadi perubahan nama dari Corps Brigade Pembangunan menjadi CORPS BARISAN PELAJAR.
Pada kongres 14 terpilihnya Ahmad Syauqi kemudian menunjuk rekan Randi Ridwan sebagai KORNAS berikutnya. Namun selama 1 th berjalan CBP tidak mengalami kemajuan yang signifikan akhirnya melalui mekanisme reshufle Ahmad Syauqi menunjuk rekan Muhammad Syahrial menggantikan Randi Ridwan dan pada workshop CBP tanggal 26 – 28 Juni 2010 di Sidoarjo terjadi beberapa perubahan yang signifikan pada tubuh CBP yakni :
1.    Perubahan nama CORPS BARISAN PELAJAR dikembalikan menjadi CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN
2.    Peraturan Organisasi dan Peraturan Administrasi (PO/PA) diubah menjadi Peraturan Lembaga dan Administrasi (PLA). Peraturan Diklat diubah menjadi Petunjuk Pelaksanaan Teknis Operasi Pendidikan dan Pelatihan (JUKLAK TEKOPS DIKLAT)
3.    Peraturan Dewan Komando Nasional tentang Nomor Induk Anggota sebagai dasar pembuatan Database CBP.
4.    Mekanisme Lembaga yang sebelumnya DEWAN KOORDINASI menjadi DEWAN KOMANDO
5.    Perubahan itu berimplikasi pada struktur jabatan di CBP yakni :
a.    Koordinator Nasional (KORNAS) menjadi Komandan Nasional (DAN NAS)
b.    Koordinator Wilayah (KORWIL) menjadi Komandan Wilayah (DAN WIL)
c.    Koordinator Cabang (KORCAB) menjadi Komandan Cabang (DAN CAB)
d.    Koordinator Anak Cabang (KORANCAB) menjadi Komandan Anak Cabang (DAN ANCAB)
6.    Penambahan Kesatuan di tingkatan komisariat/ranting disebut peleton  dipimpin oleh seorang komandan peleton (DAN TON) yang langsung membawahi anggota. Mekanisme pemilihan komandan peleton ditunjuk langsung oleh DAN ANCAB
Hasil Workshop sidoarjo disahkan pada RAKORNAS di Pontianak Kalimantan Barat pada tanggal 29 Juli – 2 Agustus 2010.



LAMBANG
Lambang Lembaga  dan arti :
1.    Lambang berbentuk segi lima dan di batasi oleh garis yang berwarna merah putih. Arti segi lima melambangkan rukun islam dan pancasila, garis merah putih mengandung arti bahwa  CBP setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.    Warna dasar hijau, mengadung arti kemakmuran, kesuburan
3.    Pada bagian dalam terdapat :
a.    Bintang berjumlah sembilan buah berwarna kuning yang mengelilingi bola dunia yang berwarna biru langit. Bintang yang paling besar melambangkan Nabi Muhammad SAW. 4 (empat) bintang disamping kiri dan kanan melambangkan 4 (empat)sahabat nabi yang sering disebut Khulafaur Rasyidin yakni Sayidina Abu Bakar RA,Sayidina Umar RA, Sayidina Usman RA dan Sayidina Ali RA. 4 (empat) bintang di bawahnya melambangkan 4 (empat) madzhab (Maliki, Syafi’i, Hanafi, Hambali). Bola dunia berwarna biru langit melambangkan wawasan yang luas warna biru langit melambangkan Perdamaian
b.    Dibawah bintang terdapat buku terbuka yang berwarna putih yang ditopang oleh bambu runcing dan bulu angsa, dan dibawahnya terdapat tulisan CBP yang berwarna merah. Buku terbuka dan bulu angsa dengan jumlah ruas sebanyak sembilan menggambarkan bahwa CBP merupakan tempat belajar bagi siapa saja. Sedangkan bambu kuning melambangkan perjuangan yang gigih.
BENDERA
1.    Ukuran    PXL = 100 X 80 CM
2.    Bahan kain berwarna putih.
3.    Gambar lambang sesuai dengan ketentuan lambang
4.    Bendera digunakan pada acara-acara semua kegiatan yang bersifat layak baik intern maupun ekstern .
SERAGAM
Seragam Corps Brigade Pembangunan
1.    Berupa baju lengan pendek jenis kain Ripstop warna hitam dengan dua buah saku, di atas saku kanan terdapat tulisan Nama, sebelah kiri tertulis CBP. Lambang CBP dilengan kiri dan Lambang IPNU disebelah kanan dan diatas Lambang CBP terdapat tulisan tingkatan Komando.
2.    Celana Panjang jenis kain Ripstop hitam dengan dua buah saku kanan kiri serta dua saku di belakang, satu saku sebelah kanan tertutup.
3.    Topi pet Marine style warna hitam  dengan Lambang CBP di bagian depan, di samping kanan terdapat tingkatan kepengurusan, disebelah kiri terdapat nama pemegang.dan topi mute yang berwarna krem dengan tiga garis  berwarna putih dikelilingi warna merah khusus komandan di masing-masing tingkatan.
4.    Ikat pinggang warna Hitam
5.    Sepatu PDH warna hitam.
-    Seragam PDL ;
1.    Berupa kaos lengan panjang berwarna hitam, dengan pelindung bahu, pelindung siku kanan dan siku kiri berwarna Oranye. Terdapat Logo IPNU di dada sebelah kanan dan Logo CBP di dada sebelah kiri. Dibelakang terdapat tulisan CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN mendatar dan dibawahnya tertulis IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA dan tingkatan kepengurusan dengan huruf kapital.
2.    Celana panjang kargo warna hitam.
3.    Ikat pinggang kople rim warna hitam
4.    Topi Rimba Warna Hitam dengan Lambang CBP di bagian atas depan
5.    Sepatu PDL TNI berwarna Hitam.
MARS
MARS CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN
CBP…CBP…
Pelajar Nahdliyin Patria
Api Islam Berkobar Menyala di Dada
CBP…CBP…
Menjebol membangun satu cita
Cita Indonesia sosialis Pancasila
Maju Padu Pantang Mundur
Berjuang mengemban ampera
Basmi Penindasan
Jayalah bangsa Paramarta
CBP…CBP…
Siaga berjuang setia
Menjebol membangun…Ayo ora Et labora
PANCA SATYA CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN
1.    Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan adalah Insan  yang bertaqwa kepada Allah SWT.
2.    Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
3.    Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan Setia kepada Tanah Air, Bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.    Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan senantias menjaga kehormatan diri, keluarga, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5.    Kami Anggota Corps Brigade Pembangunan memegang teguh disiplin dan kode etik Corps sekuat-kuatnya.
NASKAH PEMBAI’ATAN
Bismillahirrohmaanirrohim
Asyhadu an laa ilaaha illa al Alloh
Wa asyhadu anna muhammadarrasuululloh
Dengan ikhlas sadar dan penuh tanggung jawab dengan ini saya berjanji :
1.    Senantiasa menjunjung tinggi martabat dan nama baik agama islam serta berusaha mewujudkan terlaksananya ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah di tengah tengah masyarakat
2.    Senantiasa mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekwen
3.    Senantiasa menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk menunjang program pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur yang diridloi Alloh SWT.
4.    Senantiasa setia melaksanakan tugas dan kewajiban organisasi IPNU dan CBP dengan tulus, ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab
5.    Senantiasa taat dan patuh kepada peraturan dasar dan peraturan rumah tangga Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan peraturan organisasi CBP
Semoga Allah SWT meridloi saya.
Laa Haula Walaa Quwwata Illa billahil Aliyyul Adziim

OKE ITU DIA SEJARAH TENTANG CBP KLO ADA YG SALAH KAMI MOHON MAAF YAA
SELAMAT BELAJAR BERJUANG SERTA MENGABDI
SALAM PERMATA NUSA
SALAM PERTMATA BANGSA
SALAM PERMATA INDONESIA
WASSALAMUALAIKUM WR. WB.

POSTED BY:IPNU-IPPNU KRIAN

Senin, 15 Januari 2018

MAKNA LOGO IPNU-IPPNU


Assalamualaikum wr.wb.
Salam Belajar Berjuag Bertaqwa khusunya untuk Rekan rekanita IPNU IPPNU dimanapun anda berada..kembali lagi bersama kami PAC IPNU IPPNU KRIAN sesuai janji kami kali ini saya akan share tentang makna logo IPNU-PPNU kesayangan kita
Kita sebagai generasi penerus IPNU-IPPNU harus tahu lambang dan makna atau arti dari lambang itu sendiri..maka dari itu perlu adanya penjelasan tentang filosofi dari lambang IPNU-IPPNU itu sendiri.
Dibawah ini akan saya utarakan penjelasannya :



LAMBANG IPNU
1)   Lambang organisasi berbentuk bulat
2)  Warna dasar hijau berlingkar kuning ditepinya dengan diapit dua lingkaran putih.
3)  Dibagian atas tercantum huruf IPNU dengan titik diantaranya diapit oleh tiga garis lurus spendek (satu diantaranya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya semua berwarna putih).
4)  Dibawahnya terdapat
bintang sembilan, lima terletak sejajar yang satu diantaranya lebih besar terletak ditengah dan empat bintang lainnya terletak mengapit membentuk sudut segi tiga, semua berwarna kuning.
5) Diantara bintang yang mengapit terdapat dua kitab dan dua bulu angsa yang bersilangan berwarna putih.

Arti Lambang IPNU :
    Warna hijau : subur, warna kuning : himmah/cita-cita yang tinggi, warna putih : suci.
    Bentuk bulat : kontinuitas / terus-menerus / istiqomah
    Tiga titik diantara huruf IPNU : Islam, Iman, Ikhsan
    Enam garis / strip pengapit huruf IPNU : Rukun Iman
    Bintang : ketinggian cita-cita
    Sembilan bintang : Lambang keluarga besar NU
        5 bintang diatas : 1 bintang yang besar ditengah : Nabi Muhammad SAW
     4 bintang di kanan kiri : Khulafaur Rosyidin, yaitu sahabat : Abu bakar Ashidiq, Umar bin Khotob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib RA.
      4 bintang di bawah : 4 madzhab, yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafi’i, dan Imam Maliki ra.
    Dua kitab : Al-Qur’an dan Al-Hadits
    Bulu : Lambang ilmu, 2 bulu angsa bersilang : sintesis / perpaduan ilmu agama dan ilmu umum.
    Bintang bersudut 5 : Rukun Islam§
A



LAMBANG IPPNU
a.    Lambang organisasi segitiga sama kaki.
b.    Warna dasar hijau bergaris berwarna kuning yang diapit dua warna putih ditepinya.
c.    Isi lambang : Bintang sembilan, yang satu besar terletak diatas, empat menurun disisi kiri dan empat lainnya menurun disisi kanan dan berwarna kuning. Dua kitab dan dua bulu ayam bersilang berwarna putih, dua bunga melati di sudut bawah berwarna putih.
d.    Dibawah dua bulu dan diantara dua bunga melati terdapat tulisan IPPNU dengan titik diantara huruf-hurufnya berwarna putih.

Arti Lambang IPPNU :
    Warna hijau : kebenaran, warna kuning : kejayaan dan himmah / cita-cita yang tinggi, warna putih : kesucian.
    Bentuk segi tiga : Islam – Iman – Ikhsan
    Dua garis tepi : 2 Kalimat Syahadat
    Sembilan bintang : Lambang keluarga besar NU
─     1 bintang yang besar diatas : Nabi Muhammad SAW
─    4 bintang menurun di sisi kanan : Khulafaur Rosyidin, yaitu sahabat : Abu bakar Ashidiq, Umar bin Khotob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib RA.
─    4 bintang menurun di sisi kiri : 4 madzhab, yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafi’i, dan Imam Maliki ra.
    Dua kitab : Al-Qur’an dan Al-Hadits
    Bulu : Lambang ilmu, 2 bulu bersilang :aktif menuntut ilmu agama dan ilmu umum, aktif membaca dan menulis.
    Dua bunga : sintesis / perpaduan ilmu agama dan ilmu umum
    Lima titik diantara huruf IPPNU : Rukun Islam.

Demikianlah arti atau makna dari lambang Organisasi tercinta kita ini..sekian dan terima ksih
Salam 3B

Wallahulmuwafiq ila aqwamit thariq
Wassalamualaikum wr.wb.

SEJARAH SINGKAT NU

Sejarah Lengkap Kelahiran Berdirinya Nahdlatul Ulama

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
salam 3B 
gimana kabarnya rekan-rekanita oke tadi saya posting tentang sejarah singkat kali ini saya akan posting tentang sejarah singkat berdirinya NU 

Nahdlatul Ulama' disingkat dengan NU memiliki arti kebangkitan ulama'. Sebuah organisasi yang didirikan oleh para ulama' pada tanggal 31 Januari 1926 Masehi atau 16 Rajab 1344 Hijriyah di Kota Surabaya.


Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama' memang sangat berkaitan erat dengan perkembangan pemikiran keagamaan dan politik dunia Islam waktu itu. Di tahun 1924, Syarif Husein yaitu seorang Raja Hijaz (Makkah) yang berpaham Sunni ditaklukkan oleh Abdul Aziz bin Saud yang bermadzhab Wahabi.

Pasca peristiwa itu, tersebarlah berita penguasa baru yang akan melarang semua bentuk amaliah keagamaan ala kaum Sunni yang pada saat itu memang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun di Tanah Arab, dan akan menggantinya dengan model Wahabi. Pengalaman agama sistem bermadzhab, ziarah kubur, tawasul, maulid nabi dan sebagainya secepatnya akan segera dilarang.

Tidak hanya itu saja, Raja Ibnu Saud juga menginginkan supaya melebarkan daerah kekuasaannya sampai ke seluruh dunia Islam. Dengan dalil demi kejayaan Islam, ia berencana untuk meneruskan kekhilafahan Islam yang telah terputus di Turki pasca runtuhnya Daulah Usmaniyah. Untuk itu, Raja Ibnu Saud berencana menggelar Muktamar Khilafah yang ada di Kota Suci Makkah sebagai penerus Khilafah yang terputus itu.

Semua negara Islam di dunia akan diundang untuk menghadiri acara muktamar tersebut, termasuk juga Indonesia. Awalnya, utusan yang di percaya yaitu HOS Cokroaminoto (SI), K.H. Mas Mansur (Muhammadiyah) serta K.H. Abdul Wahab hasbullah (pesantren). Akan tetapi, rupanya ada sedikit permainan licik di antara kelompok yang mengusung para calon utusan Indonesia. Sebab Kiai Wahab tidak mewakili organisasi resmi, maka nama beliau kemudian dicoret dari daftar calon utusan.

Peristiwa tersebut akhirnya menyadarkan para ulama' pengasuh pesantren akan pentingnya sebuah organisasi. Sekaligus menyisakan skit hati yang mendalam, sebab tidak ada lagi yang bisa dititipi sikap keberatan akan semua rencana Raja Ibnu Saud yang bertujuan akan mengubah model beragama di Makkah. Para ulama pesantren tentu tidak terima akan kebijakan raja yang anti kebebasan bermadzhab, anti ziarah makam, anti maulid nabi dan lain sebagainya. Bahkan, sempat terdengar pula berita bahwa makam Nabi Agung Muhammad saw berencana untuk digusur.

Menurut para kiai pesantren, pembaruan adalah suatu keharusan. K.H. Hasyim Asy'ari juga tidak mempersoalkan dan bisa menerima gagasan para kaum modernis supaya menghimbau umat Islam kembali pada ajaran yang 'murni'. Namun, Kiai Hasyim tidak bisa menerima jika pemikiran mereka meminta umat Islam melepaskan diri dari sistem bermadzhab.

Di samping itu, sebab ide pembaruan yang dilakukan dengan cara melecehkan, merendahkan serta membodoh-bodohkan, maka para ulama' pesantren kemudian menolaknya. Menurut mereka, pembaruan akan tetap dibutuhkan, namun tidak dengan khazanah keilmuan yang sudah ada dan masih bersangkutan. Karena kondisi itulah maka Jam'iyah Nahdlatul Ulama' didirikan.
Pendiri resmi Jam'iyah Nahdlatul Ulama' sendiri tak lain adalah Hadratus Syeikh K.H.M. Hasyim Asy'ari, satu-satunya pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Sedangkan yang bertindak sebagai arsitek sekaligus motor penggerak yaitu K.H. Abdul Wahab Hasbullah, pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang. kiai Wahab ini adalah salah satu santri utama Kiai Hasyim. Ia sangat lincah dalam melakukan segala hal, energik, banyak akal ditambah ia sangat mahir dalam ilmu seni bela diri (pencak silat).

Susunan Pengurus PBNU Generasi Pertama Tahun 1926:


Syuriah


Rais Akbar : K.H. Hasyim Asy'ari dari Jombang
Wakil Rais Akbar : K.H. Dahlan Ahyad dari Kebondalem, Surabaya
Katib Awal : K.H. Abdul Wahab Hasbullah dari Jombang
Katib Tsani : K.H. Abdul Claim dari Cirebon
A'wan : [1] K.H. Mas Alwi Abdul Aziz (Surabaya) [2] K.H. Ridwan Abdullah (Surabaya) [3] K.H. Said (Surabaya) [4] K.H. Bisri Syamsuri (Jombang) [5] K.H. Abdullah Ubaid (Surabaya) [6] K.H. Nahrowi (Malang) [7] K.H. Amin (Surabaya) [8] K.H. Maskuri (Lasem) [9] K.H. Nahrowi (Surabaya)
Mustasyar : [1] K.H. R. Asnawi (Kudus) [2] K.H. Ridwan (Semarang) [3] K.H. Mas Nawawi, Sidogiri (Pasuruan) [4] K.H. Doro Muntoho (Bangkalan) [5] Syeikh Ahmad Ghonaim al-Misri (Mesir) [6] K.H. R. Hambali (Kudus)

Tanfidziyah


Ketua : H. Hasan Gipo dari Surabaya
Penulis : M. Sidiq Sugeng Judodiwirjo dari Pemalang
Bendahara : H. Burhan dari Gresik
Pembantu : [1] H. Soleh Jamil (Surabaya) [2] H. Ichsan (Surabaya) [3] H. Dja'far Alwan (Surabaya) [4] H. Usman (Surabaya) [5] H. Ahzab (Surabaya) [6] H. Nawawi (Surabaya) [7] H. Dahlan (Surabaya) [8] H. Mangun (Surabaya)

Didirikannya organisasi Nahldatul Ulama' ini bertujuan untuk melestarikan, mengembangkan serta mengamalkan ajaran agama Islam yang berpaham Ahlussunnah Waljamaah dengan menganut salah satu dari empat Imam Besar (Hambali, Syafi'i, Maliki dan Hanafi).

Bahkan dalam Anggaran Dasar pertama yang dibentuk pada tahun 1927 dinyatakan bahwa organisasi tersebut bertujuan untuk merapatkan kesetiaan kaum muslimin pada salah satu dari empat madzhab. Adapun kegiatan yang dilakukan pada masa itu antara lain:
  1. Memperluas jumlah madrasah dan memperbaiki organisasinya.
  2. Penyebaran ajaran Islam yang sesuai berdasarkan empat madzhab.
  3. Memperkuat persatuan ulama yang masih setia kepada madzhab.
  4. Membantu pembangunan masjid, musholla dan pondok pesantren.Memberikan bimbingan tentang jenis-jenis kitab yang diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan.


  1. Membantu anak-anak yatim piatu dan fakir miskin.



Dalam Pasal 3 Statuten Perkumpulan NU tahun 1933 disebutkan:


Mengadakan suatu hubungan antara ulama-ulama yang bermadzhab, memeriksa seluruh kitab-kitab apakah itu berasal dari kitab Ahlussunnah Waljamaah atau malah dari kitab-kitab ahli bid'ah, menyebarkan agama Islam dengan cara yang baik dan tidak merugikan orang lain, berikhtiar agar bisa memperbanyak madrasah, masjid, surau serta pondok pesantren, begitu juga dengan hal ikhwalnya anak yatim dan juga orang-orang fakir miskin, serta mendirikan badan-badan agar dapat memajukan pertanian, perniagaan yang halal dan tidak melanggar syara' agama.

baiklah itu dia sejarah singkat sebagai pelajar NU kita juga harus tahu dong gimana sejarahnya hehehe......
sekian dari kami selamat belajar berjuang serta bertaqwa 
postingan berikutnya kami akan posting tentang makna logo ipnu-ippnu 
wallahulmuwafiq ila aqwamit thariq
WASSALAMUALAIKUM WR.WB.

SEJARAH SINGKAT IPNU-IPPNU

SEJARAH KELAHIRAN IPNU – IPPNU

ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
Bila Presiden RI pertama, Ir Soekarno, pernah mengatakan bahwa “Jangan sekali-sekali melupakan sejarah” dan
 “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak akan lupa pada sejarah pendahulunya”.Maka demikian pula
seharusnya dalam misi perjuangan IPPNU. Roh dari para pendahulu yang demikian berjasa harus selalu
mengilhami perjuangan masa kini, tidak akan lupa seorang pemimpin kepada sejarah yang telah membesarkan
 nama organisasi yang dipimpinnya.baiklah rekan dan rekanita sekalian selamat datang di blog kami IPNU-IPPNU PAC KRIAN dari postingan kami pertama ini kami ingin menunjukkan sejarah singkat IPNU-IPPNU OKE LANGSUNG SAJA INI DIA:
Sejarah kelahiran IPPNU dimulai dari perbincangan ringan oleh beberapa remaja putri yang sedang menuntut ilmu
 di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu
 adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Hasil obrolan ini kemudian dibawa ke kalangan NU,
 terutama Muslimat NU, Fatayat NU, GP. Ansor, IPNU dan Banom NU lainnya untuk membentuk
 tim resolusi IPNU putri pada kongres I IPNU yang akan diadakan di Malang. Selanjutnya disepakati
 bahwa peserta putri yang akan hadir di Malang dinamakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres, yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari – 5 Maret 1955, ternyata keberadaan
 IPNU putri masih diperdebatkan secara alot. Rencana semula yang menyatakan bahwa keberadaan
 IPNU putri secara administratif menjadi departemen dalam organisasi IPNU. Namun, hasil pembicaraan
 dengan pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusifitas IPNU hanya untuk pelajar putra.
Melihat hasil tersebut, pada hari kedua kongres, peserta putri yang terdiri dari lima utusan daerah
(Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang dan Kediri) terus melakukan konsultasi dengan jajaran teras
Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yakni PB Ma’arif (KH. Syukri Ghozali)
dan PP Muslimat (Mahmudah Mawardi). Dari pembicaraan tersebut menghasilkan beberapa keputusan yakni:
  1. Pembentukan organisasi IPNU putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dari IPNU
  2. Tanggal 2 Maret 1955 M/ 8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai hari kelahiran IPNU putri.
  3. Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan-pembentukan cabang 
  4. selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu Umroh Mahfudhoh dan sekretaris Syamsiyah Mutholib.
  5. PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta, Jawa Tengah.
  6. Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU. Selanjutnya PB Ma’arif NU menyetujui dan mengesahkan IPNU putri menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Dalam perjalanan selanjutnya, IPPNU telah mengalami pasang surut organisasi dan berbagai peristiwa
 nasional yang turut mewarnai perjalanan organisasi ini. Khususnya di tahun 1985, ketika
pemerintah mulai memberllakukan UU No. 08 tahun 1985 tentang keormasan khusus organisasi
pelajar adalah OSIS, sedangkan organisasi lain seperti IPNU-IPPNU, IRM dan lainnya
 tidak diijinkan untuk memasuki lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pada Kongres IPPNU IX
 di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan
IPPNU yang kepanjangannya “Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama” berubah menjadi
 “Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama”.
Selanjutnya, angin segar reformasi telah pula mempengaruhi wacana yang ada dalam IPPNU.
Perjalanan organisasi ketika menjadi “putri-putri” dirasa membelenggu langkah IPPNU

yang seharusnya menjadi organisasi pelajar di kalangan NU. Keinginan untuk kembali ke basis semula yakni pelajar demikian kuat, sehingga pada kongres XII IPPNU di Makasar tanggal 22-25 Maret tahun 2000 mendeklar
asikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis pelajar dan penguatan wacana gender.
Namun, pengembalian ke basis pelajar saja dirasa masih kurang. Sehingga pada Kongres ke XIII IPPNU
 di Surabaya tanggal 18-23 Juni 2003, IPPNU tidak hanya mendeklarasikan kembali ke basis pelajar tetapi
 juga kembali ke nama semula yakni “Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama”. Dengan perubahan akronim ini,
 IPPNU harus menunjukkan komitmennya untuk memberikan kontribusi pembangunan SDM generasi muda
 utamanya di kalangan pelajar putri dengan jenjang usia 12-30 tahun dan tidak terlibat pada kepentingan
politik praktis yang bisa membelenggu gerak organisasi. Namun perlu juga dipahami bahwa akronim
“pelajar” lebih diartikan pada upaya pengayaan proses belajar yang menjadi spirit bagi IPPNU
 dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan seluruh komponen masyarakat Indonesia
dengan mengedepankan idealisme dan intelektualisme .
Visi Misi IPPNU 
Visi perjuangan IPPNU adalah terbentuknya kesempurnaan pelajar putri Indonesia yang bertakwa, berakhlakul karimah, berilmu dan berwawasan kebangsaan. Yang kemudian dijabarkan dalam misi perjuangannya yakni:
  • Membangun kader NU yang berkualitas, berakhlakul karimah, bersikap demokratis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  • Mengembangkan wacana dan kualitas sumberdaya kader menuju terciptanya kesetaraan gender.
  • Membentuk kader yang dinamis, kreatif dan inovatif.
Sifat, Fungsi, Azas dan Aqidah
a. Sifat
IPPNU bersifat keterpelajaran, kekeluargaan , kemasyarakatan dan keagamaan.
b. Fungsi
o Wadah berhimpun pelajar Nu untuk melanjutkan semangat jiwa dan nilai-nilai nahdliyin
o Wadah komunikasi pelajar NU dalam pelaksanaan dan pengembangan syariat Islam
o Wadah aktualisasi pelajar NU dalam pelaksanaan dan pengembangan syaria’at Islam
c. Azas
Berazaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
 dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Aqidah
Beraqidah Islam yang berhaluan Ahlussunnah wal jama’ah dengan mengikuti salah satu madzhab hanafi, syafi’i,
maliki dan hambali
Tujuan
Ø Membangun kader Nu yang berkualitas, berakhlakul karimah, bersifat demokratis dalam kehidupan
 bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ø Mengembangkan wacana dan kualitas sumber daya kader menuju terciptanya kesetaraan gender.
Ø Membentuk kader yang dinamis, kreatif dan inovatif.
SEJARAH KELAHIRAN IPPNU
Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang sedang menuntut ilmu
di Sekolah guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka
perlu adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Dalam keputusan ini di kalangan NU, Muslimat NU,
 Fatayat NU, GP. Ansor, IPNU dan Banom NU lainnya untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada
 kongres I IPNU di Malang Jawa Timur, selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri
yang akan hadir di kongres Malang di namakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri nampaknya masih diperdebatkan dengan secara alot.
 Semula direncanakan secara administratif hanya menjadi departemen di dalam tubuh organisasi IPNU.
Sementara hasil negosiasi dengan pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU
hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili
 lima daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang, dan Kediri) terus melakukan konsultasi dengan
 dua jajaran di pengurus teras Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu
 PB Ma’arif (saat itu dipimpin Bpk. KH. Syukri Ghozali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi).
 Maka dari pembicaraan selama beberapa hari telah membuat keputusan sebagai berikut:
1. Tanggal 28 Februari – 5 Maret
2. Pembentukan Organisasi IPNU putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dengan IPNU
3. Tanggal 2 maret 1995M/8 Rajab 1374 H dideklarasi8kan sebagai hari kelahiran IPNU putri
4. Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan
 sebagai ketua yaitu UMROH MAHFUDHOH dan sekretarisnya bernama SYAMSIYAH MUTHOLIB.
5. PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
6. Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian
 PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah nama IPNU putri menjadi
 IPPNU(Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA
Sejalan dengan adanya pelaksanaan konggres dari beberapa zaman ( Kemerdekaan, Orla, orba, Era reformasi)
 tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan kongres, dan dalam perjalanan
 IPNU dari masa ke masa antara lain :
1. Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta
2. Tanggal 1-4 Januari 1957 pada muktamar IPNU di Pekalongan IPPNU ikut serta. Acara itu diisi olahraga
dan juga menghasilkan lambang IPNU-IPPNU
3. Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan tentang keorganisasian,
 kemahasiswaan, Pendidikan Islam serta bahasa Arab
4. Tahun 1964 dilaksanakan Konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan menghasilkan :
a. Doktrin Pekalongan
b. Mengusulkan agar KH. Hasyim Asy’ari sebagai pahlawan
5. Tanggal 30 Agustus 1966 dalam konggres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon pada PBNU untuk
 menerimanya sebagai badan otonom
6. Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai
 badan otonom sampai sekarang
7. Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko membiarkan
dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985
 tentang keormasan khusus untuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS, selama itu IPPNU mengalami
 stagnasi pengkaderan dan PP didominasi oleh para aktivis yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada
 konggres IX IPPNU di jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi
 dan IPPNU yang kepanjanganya IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA telah berubah menjadi
 IKATAN PUTRI-PUTRI NAHDLATUL ULAMA.
8. Bulan Oktober 1990 pada Konbes IPPNU di lampung, menghasdilkan citra diri dan memantapkan PPOA IPPNU.
9. Pada konggres X IPPNU tahun 1991 di ponpes AL WAHDAH lasem jawa tengah, telah menguatkan
 independensi IPPNU dan IPNU yang merupakan organisasi terpisah.
10. Tanggal 10-14 juli 1996 di pesantren Al Musyaddidah garut Jabar mengadakan konggres XI IPPNU,
yang menekankan usia kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda yang lain.
11. Konbes bulan september 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang samgat menonjol di era reformasi
 yaitu bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggumakan nama NU
12. Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan konggres XII IPPNU di Makassar Ujung Pandang,
 telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikanke basis kepelajaran dan wacana Gender.
13. Tanggal 18 –23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU
 kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
Tokoh – tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPPNU adalah :
1. Rekanita Umroh Mahfudzoh ( Gresik Jatim. 1955 – 1956 )
2. Rekanita Basyiroh Soimuri ( Solo Jateng. 1956 – 1968 )
3. Rekanita Basyiroh Soimuri ( Solo Jateng. 1968 – 1960 )
4. Rekanita Mahmudah Nachrowi ( Malang Jatim. 1960 – 1963 )
5. Rekanita Farida Mawardi ( Surakarta. 1963 – 1966 )
6. Rekanita Mahsanah Asnawi ( Rembang. 1966 – 1970 )
7. Rekanita Ratu Ida Mawaddah ( Serang Banten. 1970 – 1976 )
8. Rekanita Misnar ma’ruf ( Padang Sumbar. 1976 – 1981 )
9. Rekanita Titin Asiyah ( Jakarta. 1981 – 1988 )
10. Rekanita Ulfah Masfufah ( Jatim 1988 – 1991 ; 1991 – 1996 )
11. Rekanita Safira Mahrusah (Yogyakarta. 1996 – 2000 )
12. Ratu Dian Hatifah ( Banten. 2000 – 2003 )
13. Siti Soraya Devi ( Cirebon. 2003 – 2006 )
14. Wafa Patria Ummah ( Jatim. 2006 – 2009 )

HUBUNGAN IPNU – IPPNU DAN ORMAS LAIN
Kaitan IPNU – IPPNU dan NU, bahwa IPNU & IPPNU secara organisatoris merupakan badan otonom NU
 yang resmi tercantum pada Anggaran Rumah Tangga NU pasal 27 poin 6 bagian f, hasil mukatamar NU lirboyo jawa timur yang mana bahwa IPNU & IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan badan otonom yang lain.
Hubungan IPNU dengan IPPNU, bahwa IPNU merupakan mitra kerja IPPNU, sedangkan hubungan
 IPNU & IPPNU dengan ormas lain , bahwa IPNU & IPPNU mempunyai kedudukan yang sejajar dengan
ormas yang lain yang tergabung dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda (KNPI).

OKE ITU DIA SEJARAH SINGKATNYA MAAF BILA ADA SALAH KATA
SELAMAT BELAJAR,BERJUANG SERTA BERTAQWA
WALLAHULMUWAFIQ ILA AQWAMIT THARIQ
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.